Laman

Selasa, 20 Agustus 2013

ORANG-ORANG YANG MUNAFIK





Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

SURAT AL-BAQARAH  (ayat : 8-10)


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,"

Didalam ayat ini Allah menjelaskan tentang orang-orang yang munafik, mereka mengaku beriman tetapi hanya di mulutnya saja, padahal hatinya berpaling dari beriman, mereka mengingkari ketuhanan Allah dan mereka mengingkari tentang hari akhir, mereka berpaling dari semua aturan Allah, baik itu larangan maupun perintah Nya.

Mereka sesungguhnya mengetahui bila Allah itu ada dan hanya tunggal tidak ada keduanya, tidak pula mempunyai anak juga tidak pula bersekutu, mereka juga mengetahui apa itu hari akhir. 
Yaitu dimana hari akan dikumpulkannya semua manusia dan diperhitungkan semua amal perbuatannya, yang baik akan dimasukkan ke dalam syurga dan yang salah akan dimasukkan ke dalam neraka, akan tetapi mereka mengingkari semua itu dan berpaling daripadanya.  

Justru mereka itu mengatakan Allah itu mempunyai anak dan mereka menduakannya, mereka menyekutukannya dengan yang lain, mereka juga menyembah selain Allah, padahal mereka dengan nyata-nyata sudah menegetahuinya, dan mereka dengan sombongnya mengatakan syurga itu hanya milik mereka, seumpama mereka masuk neraka itu hanya sekejap saja,

 pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Dengan perkatan dan sifat-sifat serta keyakinan mereka, mereka hanya melakaukan sebagian upacara keagamaan/ibadah, dan mereka sudah merasa cukup untuk mendapatkan ridha Allah. 
Disamping itu mereka tenggelam dalam urusan keduniaan, mereka melakukan segala tipu daya serta menghalang-halangi orang berbuat baik, mereka mengerjakan kebohongan dan kejahatan baik yang nyata maupun terselubung, disini Allah mengatakan dengan tegas bahwa sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman.
Dan orang-orang munafik yang seperti tersebut diatas selalu saja ada dimanapun dan saat kapanpun.

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
  
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman 

Didalam ayat ini yang ditujukan kepada orang-orang yang munafik, dan menjelaskan bila perbuatan mereka dalam melakukan tipu daya itu dilakukan berulang-ulang dan dengan sangat/sunguh-sungguh dalam melakukan penipuan itu. 
Tingkah laku mereka yang besifat lahiriyah bukan perbuatan yang sebenarnya.
Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman dengan menampakkan keimanan mereka. Padahal didalam hati mereka memendam sifat yang kafir dan ingkar.

padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Jika di kemukakan larangan Allah yang menghalang-halangi mereka dari hawa nafsu untuk perbuatan jahat dan kebohongan, mereka berupaya untuk melakukan atau mencari alasan untuk bisa memuaskan nafsu serta pembenaran diri. Alasan tersebut terkadang dibarengi dengan mencari ayat yang seolah-olah Allah mengampuni mereka, atau merubah perintah/makna ayat tersebut yang seolah-olah pula membenarkan perkataan mereka. 
Dengan seringnya mereka melakukaan perbuatan dusta itu dengan bersungguh hati, dan keyakinan yang amat sangat, maka perbuatannya itu akan merusak hatimereka sendiri, tanpa mereka menyadarinya.

Mereka dengan berkeyakinan telah menipu Allah dan orang-orang yang beriman tetapi tanpa disadarinya pula mereka telah menipu diri sendiri.


فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya 

Mereka mengetahui bila akal manusia dapat dipengaruhi oleh perasaannya.
Sebab dari perasaan itulah, yang dapat mendorong-dorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Sebagai sekedar bukti ialah ketika perasaan manusia mengalami kesedihan, ketakutan dan kegembiraan, maka akalnya akan terpengaruh sesuaai dengan perasaan tadi, bila perasaannya sedih mereka bisa menangis, bila perasaannya gembira mereka bisa tertawa, itulah pengaruh dari perasaan kepadaa akal manusia.

Dan dari perasaan itulah didalam hati orang-orang munafik timbul penyakit, dan karena dari kebodohannya pulalah penyakit itu tumbuh, sebenarnya mereka itu orang-orang yang cerdik pandai, tetapi karena di rasuki perasaan iri, dengki, curiga dan rasa takut serta cemburu kepa orang-orang yang beriman. Sehingga mereka mampu melakukaan hal-hal yang bodoh, seperti melakukan penipuan kepada Allah dan orang-orang yang beriman, sehingga mereka tidak mampu lagi memikirkan serta memahami hal-hal yang baik dan bermanfaat yang terkandung didalam ayat-ayat Allah, mereka mempunyai hati tetapi tidak mau menggunakannya.

setiap datang pemberi kabar/peringatan serta pembawa kabar gembira, yang disertai pula dengaan dalil-dalil dan ayat-ayat Allah yang jelas, namun mereka tetap tidak menggubrisnya, mereka membangkang sertamngingkarinya. Bahkan mereka semakin fanatik dan berpegang teguh terhadap apa yang mereka lakukan, penyakit mereka semakin berakar urat didalam dada dan hati mereka.

Maka ditambah Allah lah penyakit itu sehingga bertambah-tambah.


dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

Mereka menerima siksaan karena perbuatan mereka sendiri.
Mereka berpura-pura sebagai orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tetapi perbuatan mereka jauh dari semua itu. Sikap dan perbuatan mereka tak dapaat dipercaya, selalu melakukan kedustaan-kedustaan seta kebohongan-kebohongan. 

Dengan demikian, siksaan yang mereka terima itu merupakan pembalasan terhadap perbuatan bohong mereka. 

Sebab, kekafiran merupakan perbuatan yang keji, dan kebohongan adalah salah satu sumber kekafiran.
Jika kebohongan sudah merebak dan menjamur pada suatu kaum, maka segala bentuk kejahatan akan timbul merajalela di mana-mana, perbuatan nistapun akan semakin mengembang. Hal ini lantaran kebohongan adalah sumber dari segala bentuk perbuatan dosa dan nista.



Sumber :

Terjemahan
Tafsir Al-Maraghi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar