Laman

Senin, 23 September 2013

Q.S.2 AL-BAQARAH (ayat : 23-24)

Bismillaahirraḥmaaniraḥiim
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh








Tantangan Allah dan Ancaman-ancaman Allah

Firman Allah  :
Al-Baqarah ,  2:23
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu

Allah disini mengajak kita untuk berfikir, jika memang kamu masih tetap meragukan tentang kitab Al Qur'an akan kebenarannya bila kitab itu adalah petunjuk dari Kami (Allah), yang telah Kami (Allah) wahyukan kepada hamba Kami yaitu (Muhammad saw), dan kamu tetap menganggap bahwa Al Qur'an itu adalah buatan manusia (Muhammad saw), maka datangkanlah/buatlah sebuah kitab yang serupa dengan Al Qur'an, walaupun hanya satu surat saja. Sebab, bukankah kalian termasuk orang-orang yang merasa paling mampu dibandingkan orang lain?

Di ayat-ayat yang lain Allah berfirman  :
Huud, 11 : 13
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
13. Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".

Dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Karenanya, Allah menantang, silakan kamu ajak seluruh umat manusia, jin dan semua makhluk (berhala-berhala) yang menjadi penolongmu untuk membantu kamu dan menjadi saksi (hingga esok di akhirat) terhadap kebenaran yang kalian buat, jika memang kalianlah yang benar.

Dan diayat-ayat yang semisal Allah juga berFirman :
Al-Isra',17 : 88
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".

Firman Allah  :
Al-Baqarah, 2:24
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
24. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Dengan demikian, jika kamu tidak dapat membuatnya, dan Allah memastikan itu, walaupun bergotong-royong seluruh makhluk sekalipun, kalian pasti tidak akan dapat membuatnya (sebuah kitab yang serupa dengan Al Qur'an). Maka, hendaklah kalian perihara diri kalian dari api neraka (yaitu tempat yang disediakan bagi orang-orang kafir) yang bahan bakar (Al-Waqud, yaitu apa saja yang dijadikan sebagai umpan api) nya berasal dari manusia (yang melakukan kemaksiatan) dan berhala-berhala yang mereka puja.  

Didalam ayat yang lain Allah juga berfirman :
Al-Ambiya' , 21:98
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.

Oleh karena itu, berhati-hatilah, jangan sampai kita meragukan Al Qur'an, akuilah bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari Allah Subhanallahu wa ta'ala kepada Nabi Muhammad saw sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia, jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang kafir.


Sumber  :
terjemahan
Tafsir Al-Maraghi

Rabu, 11 September 2013

AL-BAQARAH (ayat : 21-22)





Bismillaahirraḥmaaniraḥiim
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh



PERINTAH MENYEMBAH HANYA KEPADA ALLAH.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 
21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu

Disini Allah menyeru kepada seluruh umat manusia agar mereka memeluk agama tauhid yang benar, yakni agama yang mengajak untuk menyembah hanya kepada Allah semata dengan khusyuk, rendah diri dan ikhlas, yakni Allah yang maha pencipta, yang telah menciptakan alam jagat raya ini beserta isinya dengan sendirian.

Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu

Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung - yang telah meciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, Allah pulalah yang telah mengatur segala kepentingan kalian, kemudian Allah menganugerahkan sarana pengetahuan dan jalan untuk menuju kepada hidayah, seperti yang telah Allah anugerahkan kepada orang-orang sebelum kamu.

Karenanya sembahlah Allah semata, dan jangan sekali-kali kalian membandingkan serta menyekutukan Nya, dengan seseorang atau dengan makhluk-mahluk dan benda-benda ciptaan Nya.

Agar kamu bertakwa,

Kita diperintah Allah, supaya kita menyembah Allah dengan sebagaimana mestinya, tanpa mengadakan bandingan-bandinngan, sekutu-sekutu ataupun perantara-perantara. 
Karena menyembah Allah dengan semestinya itulah yang akan menghantar kalian kepada taqwa, dan harapan untuk menuju kepada kesempurnaan yaitu mendapatkan ridho dari Allah subhanahu wata'ala.

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

 Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu 

Allahlah yang telah menciptakan bumi sebagai hamparan bagi kalian, dan di bumi ini kalian bertempat tinggal, tempat mendirikan bangunan-bangunan, tempat bercocok tanam, mencari nafkah dan rizki Allah.

Dan langit sebagai atap,

Dialah (Allah) Yang Maha Perkasa, yang telah menciptakan langit, yang telah Allah rancang polanya dalam bentuk yang sangat sempurna, sehingga terbentuk sebagai bangunan yang sangat indah, bumi menjadi hamparan dan langit sebagai atapnya.

Dan dilangit itu pula Allah menciptakan hiasan-hiasan sebagai pelengkap, mata hari, bulan dan bintang-bintang, yang saling mengukuhkan sehingga tidak saling bertumpukan dan saling bertabrakan, mereka beredar menurut edarannya masing-masing.

Dan dari ciptaan Nya itulah kalian dapat mengambil manfaatnya, dengan matahari Allah memberikan penerangan serta energi, dengan bulan  manusia dapat menhitung hari dan penanggalan, dan dengan bintang-bintang manusia dapat menentukan arah dalam perjalanan.

 Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu;

Allah pulalah yang telah menurunkan hujan dari langit, yang airnya sangat bermanfaat untuk kalian, dengan air itu kalian bisa mengairi sawah-sawah dan kebun-kebun, dan dengan air itu Allah menghidupkan semua tetumbuhan yang menghasilkan berbagaimacam buah-buahan serta biji-bijian, yang dapat kita makan dan kita manfaatkan kegunaannya, itu semua sebagai rezeki dari Allah untuk kalian

karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah

Disini Allah menegaskan kepada kita, janganlah kamu mengadakan sesembhana-sesembahan selain Allah sebagai bandingan-bandingan, dan jangan pula mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, karena Allah lah yang telah mengaruniaimu dengan segala limpahan saarana untuk kebutuhan hidupmu.

Yang dimaksdukan dengan mengadakan sesembahan bandingan bagi Allah pengertiannya ialah, segala sesuatu yang ditaati manusia, yang menjadi tempat manusia memohon agar kebutuhannya dipenuhi, dan permohonan itu yang ditujukan kepada selain Allah.

Jadi jelasnya yang dimaksudkan dengan sekutu-sekutu itu adalah menduakan Allah,dengan mengadakan perantara untuk sarana dalam rangka pendekatannya kepada Alla. Para pemuka agama/ulama pendeta, paderi, kiai dan ustadz, sering dijadikan sebagai sekutu-sekutu Allah.

Mereka dielu-elukan dan disanjung-sanjung, mereka tidak menganggap para pimpinan agama mereka sebagai tuhan, tetapi mereka dijadikan sebagai perantara-perantara yang dimintai pertolongan untuk menghubungkan dengan Tuhan, dengan dimintai do'a-do'a serta memohon berkah dan kesembuhan kepada mereka.

Padahal kita semua tau belaka, bahwa tidak ada yangmenciptakan semua ini kecuali Allah, dan tidak ada yeng memberi rezeki selain Allah semata, Allah yang akan mengabulkan semua do'a-do'a kita tanpa perantara.

padahal kamu mengetahui.

Kalian telah mengetahui semua, bahwa hal tersebut adalah batil dan tidak dibenarkan Allah.
Jika kalian ditanya siapakah yang memberikan rezeki kepada kita, baik yang dari bumi maupun yang dari langit, dan siapakah yang mengatur semuanya itu, tentulah kalian akan menjawab "Allah lah yang mengatur dan menciptakan seglanya". 

Jika memang demikian, kenapa kalian berdo'a tidak ditujukan kepada Allah, dan kalian minta syafaat kepada selain Allah?
Alasan apakah yang mendorong kalian mengatakan bahwa perantara-perantara tersebut bisa menyampaikan kalian dihadapan Allah?. 
Bukankah mereka itu tidak bisa menciptakan madharat dan manfaat untuk kalia?



Sumber :
Terjemahan Tafsir
AL- MARAGHI


Jumat, 06 September 2013

Al-Baqarah ayat : 17-20







Bismillaahirraḥmaaniraḥiim
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh





مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka

Dalam hal ini, Allah mengganbarkan perilaku mereka ketika memasuki islam, dan nur iman mulai menerangi hati mereka, tetapi ditengah perjalanan perasaan ragu-ragu menyelimuti jiwa mereka. Sehingga, mereka berbalik menjadi kufur terhadap apa saja yang sebelumnya telah diimani.

 Demikian pula halnya dengan orang Munafiq; dia berada dalam kegelapan syirik, kemudian masuk Islam dan mengetahui mana yang halal dan haram, yang baik dan buruk namun kemudian dalam kondisinya yang demikian dia kembali kepada kekufuran sehingga dia tidak tahu lagi mana yang halal dan haram serta mana yang baik dan buruk

Sebagi sebab utama ialah, tidak ada nya kemampuan mereka di dalam menghayati keutamaan islam, dikarenakan meraka sangat keras kepala, sombong, suka bermuka dua serta menyebar fitnah, disamping tidak mampu merasakan kebenaran islam dan mereka enggan meninggalkan kemusrikan. Karenanya mereka tak mampu lagi memahami hidayah, dan tak mampu menemukan jalan yang dapat menyelamatkan mereka.

dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

Nur iman yang telah menerangi hati mereka sehingga semua terlihat jelas dan indah, tiba-tiba Allah padamkan. semua itu kerena sikap dan perbuatan mereka sendiri yang menganggap diri sendiri lebih baik dan pandai dan menganggap orang-orang yang beriman itu sekelompok orang yang bodoh.
Dan Allah membiarkan mereka dalam kegelapan, dan tak dapat melihat apa yang ada di sekelilingnya



صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

 Mereka tuli, bisu dan buta, 

Allah menggambarkan mereka sebagai orang tuli, karena mereka tidak mau lagi mendengarkan nasehat-nasehat serta petunjuk tentang kebenaran Al-qur'an mereka sengaja menutup pendengaran mereka, mereka tidak mau bertanya untuk mendapatkan hikmah serta hidayah, mereka juga tidak mau melihat apa yang telah terjadi disekeliling mereka, apa yang telah terjadi selama ini dan perubahan apa setelah Allah menurunkan Al-Qur'an, mereka tidakmau melihat semua kejadian itu, semua itu karena kesyirikan dan kemunafikan yang telah mengakar urat didalam dada mereka.


 maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

Mereka tidak akan dapat kembali kepada kebenaran, karena mereka telah membeli kesesatan dengan petunjuk, didalam ayat yang terdahulu Allah menyatakan :  Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya .

Sehimgga tanpa disadari mereka semakin jauh tersesat dari petunjuk dan kebenaran, dan tidak akan mungkin akan kembali kejalan yang benar, karena Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.


أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ ۚ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ
19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.






Sumber :
terjemahan Tafsir
AL-MARAGHI

Selasa, 03 September 2013

Q.S.2 AL-BAQARAH (ayat : 14-16)






Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

ORANG-ORANG MUNAFIK SUKA MEPEROLOK-OLOK



وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".
 Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman".
Orang-orang yang munafik, sungguh keterlaluan sikap keras kepalanya, serta mereka bermoral jelek dengan mendarah dagingnya kemunafikan mereka, mereka selalu memperolok-olok orang-orang yang beriman, mereka selain bermuka dua juga suka menyebar fitnah dan kedustaan yang nyata, bila mereka sedang bersama-sama dengan orang-orang yang beriman, dan dalam posisi yang terjepit, mereka mengatakan "Kami telah beriman" sama seperti kalian, dan kami mengimani apa-apa yang kalian imani.

Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".
Namun ketika orang-orang yang munafik itu sedang menyendiri dan bersama dengan setan-setan mereka, yaitu orang-orang kafir yang suka menyebar fitnah dan para pembuat kerusakan, yang selalu berusaha menghalang-halangi orang-orang yang beriman di jalan Allah, mereka mengatakan "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, dan kami hanyalah berolok-olok belaka"



اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
Allah akan membalas orang-orang munafik dengan menampakkan kebohongan mereka, sehingga orang-orang yang beriman mengetahui apa yang telah mereka lakukan, serta Allah mengancam dengan ancaman yang sangat pedih.
Allah akan menambah kekafiran dan kekerasan hati mereka, sehingga mereka tak dapat menerima petunjuk dan nasehat yang mengajak kedalam kebenaran. Allah mengutuk mereka sehingga mengalami kebingungan serta terombang ambing dalam kesesatan mereka, sebagai balasan hinaaan dan olok-olok mereka kepa orang-orang yang beriman
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَىٰ فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
16. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

 Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk

Mereka benar-benar telah membenci kebenaran serta petunjuk untuk menuju kepada jalan yang lurus, bahkan mereka lebih senang bergelimang dengan kesesatan, bid'ah dan kehendak hawa nafsu, yang dibelinya dengan harga yang sangat mahal, mereka membayarnya dengan petunjuk yang bisa menghantarkan mereka ketempat ampunan dan ridho Allah.

 maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

Hal ini karena mereka tidak menggunakan akal dan tidak mau berfikir dalam memahami Al-Kitab, semua ini terjadi karena adat dan budaya sudah melekat didalam jiwa mereka, sehingga jiwa mereka dikuasai berbagai bid'ah, yang dapat merugikana mereka, karena mereka tidak dapat berpikir dengan benar sehingga mereka tidak mendapatkan petunjuk, karena petunjuk itu telah mereka tukar dengan kebohongan, fitnah dan bid'ah yang mengiringi nafsu mereka.




Sumber :
terjemahan Tafsir
AL-MARAGHI